Jenis Vaksin Pneumonia dan Manfaatnya bagi Kesehatan

Pneumonia adalah penyakit pernapasan serius yang dapat disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur. Salah satu penyebab utama pneumonia adalah bakteri Streptococcus pneumoniae, yang dapat dicegah dengan vaksinasi. Vaksin pneumonia berfungsi untuk melindungi tubuh dari infeksi yang berpotensi mengancam jiwa, terutama bagi kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan individu dengan sistem imun yang lemah. Artikel ini akan membahas berbagai jenis vaksin pneumonia dan manfaatnya.

Siapa Saja yang Perlu Mendapatkan Vaksin Pneumonia?

Vaksin pneumonia direkomendasikan untuk orang-orang dengan risiko tinggi terkena infeksi bakteri pneumokokus. Beberapa kelompok yang disarankan mendapatkan vaksin ini meliputi:

  • Anak-anak di bawah 5 tahun
  • Lansia di atas 65 tahun
  • Individu dengan penyakit kronis seperti diabetes, gagal ginjal, atau asma
  • Orang dengan gangguan sistem imun, seperti penderita HIV/AIDS atau pasien kemoterapi
  • Penderita penyakit pernapasan kronis seperti bronkitis dan emfisema
  • Perokok aktif yang lebih rentan terhadap infeksi paru-paru

Namun, vaksin pneumonia sebaiknya tidak diberikan kepada individu yang sedang mengalami infeksi berat, demam tinggi, atau memiliki riwayat alergi parah terhadap komponen vaksin.

Jenis-Jenis Vaksin Pneumonia

Terdapat dua jenis utama vaksin pneumonia yang tersedia, yaitu:

1. Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV)

Vaksin PCV merupakan vaksin konjugasi yang melindungi tubuh dari 13 hingga 15 jenis bakteri pneumokokus penyebab pneumonia. PCV biasanya diberikan kepada bayi dan anak-anak di bawah usia 2 tahun, tetapi juga dapat diberikan kepada orang dewasa dengan risiko tinggi terkena infeksi.

Beberapa varian vaksin PCV meliputi:

  • PCV13: Melindungi dari 13 jenis bakteri pneumokokus.
  • PCV15: Varian terbaru yang memberikan perlindungan lebih luas terhadap 15 jenis Streptococcus pneumoniae.

PCV diberikan dalam beberapa dosis, tergantung pada usia penerima dan kondisi medis tertentu.

2. Pneumococcal Polysaccharide Vaccine (PPSV23)

Vaksin PPSV23 digunakan untuk melindungi dari 23 jenis bakteri pneumokokus. Berbeda dengan PCV, vaksin ini lebih sering diberikan kepada:

  • Lansia berusia 65 tahun ke atas
  • Orang dewasa dengan kondisi medis tertentu
  • Individu dengan daya tahan tubuh lemah

PPSV23 memiliki efektivitas sekitar 50–70% dalam mencegah infeksi pneumokokus berat, seperti pneumonia, meningitis, dan sepsis.

Vaksin Lain yang Berfungsi Sebagai Pencegah Pneumonia

Selain vaksin PCV dan PPSV23, beberapa vaksin lain juga dapat membantu mencegah pneumonia, antara lain:

1. Vaksin Haemophilus Influenzae Type B (Hib)

Pneumonia dan meningitis juga bisa disebabkan oleh bakteri Haemophilus influenzae type B (Hib). Vaksin Hib merupakan bagian dari imunisasi dasar yang diberikan kepada bayi dan anak-anak untuk mencegah infeksi pernapasan.

2. Vaksin Influenza

Infeksi influenza dapat meningkatkan risiko pneumonia sebagai komplikasi. Oleh karena itu, vaksin influenza dianjurkan setiap tahun untuk mencegah flu dan komplikasi terkait, termasuk pneumonia.

3. Vaksin Campak

Campak adalah penyakit virus yang dapat menyebabkan komplikasi serius, termasuk pneumonia. Oleh karena itu, vaksin campak juga dapat membantu mencegah pneumonia sekunder yang disebabkan oleh infeksi campak.

4. Vaksin DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus)

Pertusis (batuk rejan) adalah infeksi bakteri yang dapat menyebabkan pneumonia, terutama pada bayi. Oleh karena itu, vaksin DPT yang mencakup perlindungan terhadap pertusis sangat dianjurkan.

Jadwal Pemberian Vaksin Pneumonia

Jadwal vaksinasi pneumonia bervariasi tergantung usia dan kondisi medis penerima. Berikut adalah rekomendasi umum:

  • Bayi: PCV diberikan dalam 3 dosis utama pada usia 2 bulan, 4 bulan, dan 6 bulan, dengan dosis penguat pada usia 12–15 bulan.
  • Anak-anak & orang dewasa dengan risiko tinggi: PCV13 atau PCV15 diikuti dengan PPSV23 dalam interval tertentu.
  • Lansia (65 tahun ke atas): Diberikan satu dosis PCV diikuti oleh PPSV23 setelah satu tahun.

Efek Samping Vaksin Pneumonia

Seperti vaksin lainnya, vaksin pneumonia dapat menyebabkan efek samping ringan hingga sedang, seperti:

  • Demam ringan
  • Nyeri dan kemerahan di tempat suntikan
  • Nyeri otot

Efek samping yang lebih serius seperti reaksi alergi (anafilaksis) sangat jarang terjadi. Jika muncul gejala alergi berat, seperti kesulitan bernapas atau pingsan, segera cari bantuan medis.

Kesimpulan

Vaksin pneumonia adalah langkah pencegahan penting untuk melindungi tubuh dari infeksi bakteri pneumokokus yang berbahaya. Terdapat dua jenis utama vaksin pneumonia, yaitu PCV dan PPSV23, yang disesuaikan dengan usia dan kondisi medis penerima. Selain itu, vaksin lain seperti Hib, influenza, dan campak juga dapat membantu mengurangi risiko pneumonia.

Jika Anda termasuk dalam kelompok yang berisiko tinggi terkena pneumonia, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan jadwal vaksinasi yang sesuai.

Baca Juga: Ciri-Ciri Keracunan Makanan dan Cara Mengatasinya

Penulis

© BlogAngels | Kumpulan Berita Hari Ini Indonesia dan Dunia. All Rights Reserved.