Kurvatura penis kongenital, atau yang lebih dikenal dengan sebutan chordee, merupakan kondisi medis di mana penis seseorang tampak melengkung sejak lahir. Meski kadang dianggap sebagai kondisi yang jarang terjadi, penting bagi pria untuk memahami kondisi ini agar dapat mengambil langkah tepat dalam penanganannya. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara rinci tentang pengertian, penyebab, gejala, serta cara pengobatan dari kurvatura penis kongenital.
Kurvatura penis kongenital terjadi akibat kelainan pada proses pembentukan penis saat perkembangan janin dalam kandungan. Pada dasarnya, chordee disebabkan oleh ketidakseimbangan pada jaringan ikat yang menghubungkan bagian bawah penis dengan batangnya, menyebabkan salah satu sisi lebih pendek daripada sisi lainnya. Hal ini mengakibatkan penis tampak melengkung saat ereksi.
Selain faktor genetik, beberapa kondisi lain seperti kelainan hormon dan ketidaksempurnaan pembentukan jaringan kolagen di dalam tubuh juga dapat berkontribusi terhadap terjadinya kurvatura penis kongenital. Meskipun kondisi ini terjadi sejak lahir, gejalanya seringkali baru terlihat saat masa pubertas, ketika ereksi menjadi lebih jelas.
Gejala utama dari kurvatura penis kongenital adalah adanya kelengkungan pada penis saat ereksi. Tingkat keparahannya dapat bervariasi, mulai dari kelengkungan ringan hingga melengkung tajam. Gejala lainnya yang bisa dialami oleh penderita termasuk:
Pada beberapa penderita, kurvatura penis kongenital dapat berkembang seiring bertambahnya usia. Oleh karena itu, sangat penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter jika gejala-gejala tersebut muncul, agar penanganannya dapat dilakukan lebih dini.
Pengobatan untuk kurvatura penis kongenital umumnya dilakukan sesuai dengan tingkat keparahan kelengkungan dan dampak yang ditimbulkan terhadap kualitas hidup pasien. Beberapa pilihan pengobatan yang tersedia meliputi:
Salah satu metode pengobatan non-bedah adalah penggunaan alat peregangan penis. Alat ini dirancang untuk menarik penis secara perlahan, sehingga dapat membantu meluruskan kelengkungan yang terjadi. Penggunaan alat ini memerlukan waktu yang konsisten dan kesabaran dari penderita untuk mendapatkan hasil yang optimal.
Untuk kasus yang lebih parah, pembedahan seringkali diperlukan. Tindakan bedah ini dapat dilakukan dengan cara membuat sayatan pada jaringan yang menyebabkan kelengkungan dan mengurangi ketegangan pada sisi yang lebih pendek. Selain itu, prosedur pembedahan lain seperti penjahitan sudut penis dapat dilakukan untuk meluruskan penis yang melengkung secara signifikan.
Obat-obatan seperti suntikan atau salep juga bisa digunakan untuk melunakkan jaringan parut atau mengurangi ketegangan pada bagian yang melengkung. Namun, terapi ini biasanya hanya efektif pada kelengkungan yang ringan.
Pada beberapa kasus, penggunaan terapi hormon juga bisa menjadi pilihan untuk memperbaiki perkembangan jaringan penis pada pasien dengan kelainan bawaan tertentu. Terapi hormon dapat merangsang pertumbuhan dan perbaikan struktur jaringan pada penis.
Jika Anda mengalami kelengkungan penis yang jelas sejak lahir atau mulai merasakan gejala-gejala seperti rasa sakit atau kesulitan dalam berhubungan seksual, segera konsultasikan dengan dokter spesialis urologi. Pemeriksaan dini dapat membantu mencegah perkembangan yang lebih parah dan menentukan pengobatan yang tepat.
Dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan fisik dan mungkin juga tes tambahan seperti pemindaian untuk memeriksa sejauh mana kelengkungan dan seberapa besar dampaknya terhadap kualitas hidup pasien. Dengan diagnosa yang tepat, dokter dapat menyarankan pilihan pengobatan yang paling sesuai.
Demikian penjelasan mengenai kurvatura penis kongenital, gejala, penyebab, serta pilihan pengobatan yang bisa diambil. Ingatlah untuk selalu menjaga kesehatan dan segera mencari bantuan medis jika mengalami masalah terkait kelainan bentuk penis. Kesehatan seksual adalah bagian penting dari kesehatan secara keseluruhan, jadi jangan ragu untuk berkonsultasi dengan tenaga medis profesional.
Baca Juga: Kondisi Penyakit Metatarsalgia: Penyebab, dan Cara Mengatasinya
© BlogAngels | Kumpulan Berita Hari Ini Indonesia dan Dunia. All Rights Reserved.