Bayi memiliki refleks alami untuk mengisap sesuatu, baik itu jari, mainan, atau empeng. Kebiasaan ini sering digunakan orang tua untuk menenangkan bayi yang rewel. Namun, jika dibiarkan terlalu lama, kebiasaan ngempeng bisa berdampak negatif bagi kesehatan anak. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk mengetahui cara mengatasi kebiasaan ngempeng anak dengan tepat.
Penggunaan empeng memiliki pro dan kontra dalam dunia kesehatan anak. Ada beberapa manfaat yang bisa diperoleh, tetapi juga ada risiko yang perlu diwaspadai.
Untuk membantu anak berhenti dari kebiasaan ngempeng, orang tua dapat menerapkan beberapa strategi berikut:
Alih-alih menghentikan secara tiba-tiba, coba kurangi waktu penggunaan empeng secara bertahap. Misalnya, hanya mengizinkan anak menggunakan empeng saat waktu tidur dan mengurangi frekuensinya seiring waktu.
Jika anak meminta empeng, coba alihkan dengan aktivitas lain seperti membaca buku, bermain, atau mengajak mereka berbicara. Dengan cara ini, mereka tidak terlalu fokus pada kebiasaan ngempeng.
Banyak orang tua memberikan empeng sebagai cara cepat untuk menenangkan anak yang menangis. Sebaiknya, coba cari cara lain seperti menggendong, menyanyikan lagu, atau memberikan mainan favoritnya.
Beberapa orang tua mungkin tergoda untuk mengoleskan madu atau gula pada empeng agar anak lebih tertarik menggunakannya. Ini tidak disarankan karena bisa merusak gigi dan membuat anak semakin sulit berhenti dari kebiasaan ngempeng.
Jika anak sudah cukup besar untuk memahami, beri tahu mereka alasan mengapa harus berhenti ngempeng. Gunakan bahasa yang sederhana, misalnya, “Empeng itu untuk bayi, kamu sekarang sudah besar.”
Setiap kali anak berhasil mengurangi kebiasaan ngempeng, berikan pujian atau hadiah kecil sebagai bentuk apresiasi. Hal ini bisa menjadi motivasi tambahan bagi anak.
Jika anak sudah mulai mengerti, cobalah menyimpan empeng di tempat yang tidak mudah mereka jangkau. Ini bisa mengurangi kebiasaan mereka mencarinya setiap saat.
Idealnya, anak sebaiknya berhenti ngempeng sebelum usia 2 tahun. Namun, jika kebiasaan ini masih berlanjut hingga usia 3-4 tahun, sebaiknya orang tua mengambil langkah lebih tegas. Jika anak kesulitan berhenti meskipun sudah menerapkan berbagai cara, konsultasikan dengan dokter anak atau psikolog untuk mendapatkan solusi yang lebih efektif.
Ngempeng memang dapat membantu bayi merasa lebih nyaman, tetapi jika dibiarkan terlalu lama, dapat menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan dan perkembangan anak. Orang tua perlu mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mengatasi kebiasaan ini, mulai dari mengurangi penggunaan empeng secara bertahap, mengalihkan perhatian anak, hingga memberi pemahaman mengapa mereka harus berhenti. Dengan pendekatan yang tepat, anak bisa lepas dari kebiasaan ngempeng tanpa tekanan yang berlebihan.
© BlogAngels | Kumpulan Berita Hari Ini Indonesia dan Dunia. All Rights Reserved.